Ingatan adalah

Ingatan
Pengertian ingatan
Ingatan atau sering disebut memory adalah sebuah fungsi dari kognisi yang melibatkan otak dalam pengambilan informasi.Ingatan akan dipelajari lebih mendalam di psikologi kognitif dan ilmu saraf1.
Ingatan juga dipandang sebagai suatu hubungan antara pengalaman dengan masa lampau. Apa yang telah diingat adalah hal yang pernah dialami, pernah dipersepsinya, dan hal tersebut pernah dimasukkan kedalam jiwanya dan disimpan kemudian pada suatu waktu kejadian itu ditimbulkan kembali dalam kesadaran.



Macam ingatan
Sebenarnya ada banyak pengelompokan ingatan berdasarkan durasi, alam, dan pengambilan sesuatu yang diinginkan. Pada dasarnya ingatan dibagi menjadi dua yaitu: ingatan eksplisit dan ingatan implisit (Atkinson,dkk,1996)
Ingatan eksplisit yaitu ingatan yang meliputi pengindraan, episodik, naratif, dan ingatan otobiografi. Cirinya yaitu berkembang belakangan dan memiliki sumber ingatan yang jelas.
Ingatan implisit yaitu ingatan yang meliputi pengindraan, emosi, ingatan prosedural, dan pengkondisian rangsang-respon. Cirinya yaitu berkembang lebih awal dan bebas dari konteks atau tidak memiliki sumber atribusi atau pelabelan.

Proses pembentukan dan pengambilan ingatan
Dapat diartikan bahwa ingatan merupakan kemampuan yang berhubungan dengan kemampuan untuk menerima atau memasukkan (learning / encoding), menyimpan (retention / storage) dan menimbulkan kembali (remembering / retrieval) hal-hal yang telah lampau (Woodworth dan Marquis,1957).

Jadi, tahapan pertama dalam pembentukan dan pengambilan ingatan yaitu:
Encoding
Proses dan penggabungan informasi yang diterima.
Penyimpanan
Penciptaan catatan permanent dari informasi yang telah diencode.
Pengambilan
Memanggil kembali informasi yang telah disimpan untuk digunakan dalam suatu proses atau aktifitas1.
Seseorang yang memasukkan sesuatu dalam ingatannya, maka akan melewati beberapa tahapan,berikut bagannya.

Dari bagan tersebut kita mengenal short term memory dan long term memory (Hulse, dkk,1981) atau short term store dan long term store (Morgan, dkk,1987).
Short term memory
Stimulus (sensory input) dipersepsi melalui alat indera (sensory register) kemudian dimasukkan dalam ingatan dan dalam waktu singkat apa yang dipersepsi itu dapat ditimbulkan kembali sebagai memory output.
Long term memory
Stimulus (sensory input) dipersepsi melalui alat indera (sensory register) kemudian dimasukkan dalam ingatan untuk waktu dan jika doperlukkan dapat ditimbulkan kembali dalam alam kesadaran manusia.

Fungsi ingatan
Fungsi memasukkan (learning)
Hal-hal yang pernah dialami diartikan sebagai ingatan yang pernah disimpan. Seseorang memperoleh pengalaman dapat dibedakan dalam dua cara yaitu cara tidak disengaja dan cara disengaja.
Mendapatkan pengalaman dengan cara tidak disengaja yaitu apa yang telah dialami seseorang dengan tak sengaja tersebut dimasukkan dalam ingatan. Sedangkan Mendapatkan pengalaman dengan cara disengaja yaitu jika seseorang mendapat pengalaman-pengalaman dengan sengaja dan dimasukkan dalam psikisnya (ingatannya).
Cepat atau lambat dan banyak atau sedikit seseorang memasukkan apa yang dipersepsi adalah sifat yang berkaitan dengan kemampuan memasukkan (learning). Kemampuan tersebut dapat dilihat dengan mengadakan eksperimen tentang banyaknya materi yang dapat dimasukkan atau diingat hingga cukupbaik untuk dapat diingat kembali (memory span) dari individu yang bersangkutan misalnya beruuud daftar angka-angka ataupun deretan huruf-huruf yang tidak mempunyai arti.
Dalam eksperimen semacam itu hasil menunjukan bahwa rangkaian huruf-huruf atau angka-angka yang penuh arti akan jauh lebih mudah dimasukkan atau mudah untuk dipelajari serta mudah diingat daripada rangkaian huruf-huruf atau angka-angka yang tidak mempunyai arti oleh individu yang bersangkutan.

Fungsi menyimpan
Fungsi ingatan kedua adalah mengenai penyimpanan (retention) apa yang dipelajari atau dipersepsi. Masalah yang muncul sehubungan dengan fungsi ini adalah bagaimana agar yang sudah dipelajari itu dapat disimpan dengan baik sehingga suatu waktu dapat ditimbulkan kembali apabila dibutuhkan. Sperti yang diketahui,setiap proses belajar akan meninggal jejak-jejak (traces) dalam jiwa seseorang dan traces ini untuk sememntara disimpan dalam ingatan yang pada suatu waktu dapat ditimbulkan kembali (memory traces). Memory traces ini dapat hilang atau berubah karena ingatan seseorang tidak setia.
Sehubungan dengan masalah retensi atau penyimpanan dan juga mengenai masalah kelupaan, suatu permasalahan yang timbul ialah soal interval yaitu jarak waktu antara memasukkan atau mempelajari dan menimbulkan kembali apa yang dipelajari itu1.
2.4.3.Fungsi menimbulkan kembali
Ingatan berfungsi menimbulkan kembali sesuatu yang disimpan dalam ingatan yang ditempuh dengan memngingat kembali (to recall) dan mengenal kembali (to recognize).
Dalam mengingat kembali, orang dapat menimbulkan kembali apa yang diingat tanpa dibantu adanya objek sebagai stimulus agar dapa diingat kembali. Sedangkan untuk mengenal kembali akan selalu benar atau selalu tepat.
Ingatan manusia itu terbatas bakan sering yang dimunculkan kembali tidak cocok dengan keadaan sebenarnya. Hal itu karena cara memasukkan kurang tepat, adanya kecerobohan saat mempersepsi atau saat belajar sehingga apa yang diingatnya tidak sesuai dengan keadaan yang sebenarnya juga karena gangguan dalam menimbulkan kembali (misalnya amnesia).

Hubungan ingatan dan kelupaan
Dengan adanya gangguan fisiologis dapat mengakibatkan kelupaan pada manusia seperti amnesia,karena fungsi fisiologis sangat berpengaruh pada pusat kesadaran yaitu otak. Ingatan manusia makin lama makin berkurang dan dapat mencapai kelupaan

Pengantar Psikologi Umum,
Kelupaan terjadi karena materi yang disimpan dalam ingatan itu jarang ditimbulkan kembali dalam alam kesadaran yang akhirnya mengalami kelupaan. Halitu dikarenakan interval merupakan titik pijak dari teori teori tentang kelupaan. Teori Atropi dalam kelupaan lebih berdasarkan atas lama interval sedangkan teori interferensi lebih berdasarkan atas isi interval. Lebih jelasnya perhatikanlah penjelasan dibawah ini.
a.Teori Atropi
Sering disebut teori disense / disuse yaitu teori mengenai kelupaan terjadi karena jejak-jejak ingatan atau memory traces telah lama tidak ditimbulkan kembali dalam alam kesadaran.
b.Teori Interferensi
Teori ini lebih menitikberatkan pada isi interval. Menurut teori ini kelupaan terjadi akibat memory traces saling bercampur satu dengan yang lain dan saling mengganngu,saling berinterferensi sehingga hal ini dapat menimbulkan kelupaan. Teori interferensi dibedakan menjadi dua yaitu interferensi yang proaktif dan interferensi yang retroaktif*.
Ada yang mengatakan bahwa kelupaan itu lebih cepat terjadi pada waktu jaga (ada aktifitas-aktifitas) apabila dibandingkan dengan waktu tidur (tidak ada aktifitas-aktifitas*.

Beberapa metode eksperimen mengenai ingatan
Tokoh yang mengawali eksperimen mengenai ingatan adalah Ebbinghous kemudian diikuti oleh ahli-ahli lainnya. Beberapa metode yang dipakai dalam penelitian ingatan adalah:
a.Metode dengan melihat waktu atau usaha belajar (the learning time method)
Metode ini melihat sampai sejauh mana S (subjek) untuk dapat menguasai materi yang dipelajari dengan baik.

b.Metode belajar kembali (the relearning method)
Metode ini terbentuk dengan S diminta mempelajari kembali sesuatu materi yang pernah dipelajari kepadanya sampai pada suatu kriteria tertentu.
c.Metode rekonstruksi
Metode ini terbentuk dengan S diminta mengonstruksi kembali sesuatu materi yang diberikan kepadanya.
d.Metode mengenal kembali
Metode ini digunakan dengan mengambil bentuk dengan cara pengenalan kembali.
e.Metode mengingat kembali
Metode ini digunakan dengan mengambil bentuk S diminta untuk mengingat kembali apa yang pernah dipelajarinya.
f.Metode asosiasi berpasangan
Metode ini digunakan dengan mengambil bentuk S diminta untuk mempelajari kembali apa yang pernah dipelajarinya secara berpasang-pasangan.

Manfaat ingatan dalam kehidupan
Ingatan bukan sekedar bekas goresan tetapi mengenal kembali bekeas-bekas goresan itu. Banyak dari bekas goresan ingatan manusia terhapus atau terlupakan. Banyak manfaat dari ingatan dalam kehidupan diantaranya:
a.Akan timbul suatu perdebatan kritis dan terbuka terhadap suatu hal akibat dari ingatan tiap orang yang berbeda
b.Dapat menjadikan orang menjadi lebih bijaksana
c.Rasa hati-hati meningkat
d.Rasa percaya diri meningkat
e.Dapat menjawab teka-teki dari hari ke hari misalnya melihat nomor telpon dan berjalan kekamar lalu menekan nomor yang ingatnya itu.

Manfaat ingatan dalam pendidikan
Banyak manfaat dari ingatan dalam pendidikan diantaranya adalah sebagai berikut:
a.memacu semangat belajar
b.meningkatkan mutu pendidikan
c.memudahkan dalam pembelajaran atau pendidikan
d.menjadikan praktisi pendidikan (misalnya dosen dan mahasiswa) lebih bijaksana dan tidak ceroboh

Bab III
Penutup

Sesuai dengan uraian diatas maka kita dapat mengetahui bahwa betapa besarnya manfaat ingatan bagi kita. Untuk itu sekiranya kita dapat menjaga titipan Tuhan tersebut, sebelum Tuhan mengambilnya kembali dan diganti dengan kelupaan
Demikianlah makalah yang dapat kami sajikan jika ada kekurangan pasti datangnya dari kami dan jika ada kelebihan hanyalah karena Alloh Swt. Marilah kita terapkan ilmu-ilmu yang kita miliki dalam kehidupan sehari-hari terutama tentang ingatan. Kami mengharap kritik dan saran yang membangun.


B. Berfikir
Mengenai soal berpikir ini terdapat beberapa pendapat, diantaranya ada yang menganggap sebagai suatu proses asosiasi saja; pandangan semacam ini dikemukakan oleh kaum Asosiasionist. Sedangkan Kaum Fungsionalist memandang berpikir sebagai suatu proses penguatan hubungan antara stimulus dan respons. Diantaranya ada yang mengemukakan bahwa berpikir merupakan suatu kegiatan psikis untuk mencari hubungan antara dua objek atau lebih. Secara sederhana, berpikir adalah memproses informasi secara mental atau secara kognitif. Secara lebih formal, berpikir adalah penyusunan ulang atau manipulasi kognitif baik informasi dari lingkungan maupun simbol-simbol yang disimpan dalam long term memory. Jadi, berpikir adalah sebuah representasi simbol dari beberapa peristiwa atau item (Khodijah, 2006:117). Sedangkan menurut Drever (dalam Walgito, 1997 dikutip Khodijah, 2006:117) berpikir adalah melatih ide-ide dengan cara yang tepat dan seksama yang dimulai dengan adanya masalah. Solso (1998 dalam Khodijah, 2006:117) berpikir adalah sebuah proses dimana representasi mental baru dibentuk melalui transformasi informasi dengan interaksi yang komplek atribut-atribut mental seperti penilaian, abstraksi, logika, imajinasi, dan pemecahan masalah. Dari pengertian tersebut tampak bahwa ada tiga pandangan dasar tentang berpikir, yaitu (1) berpikir adalah kognitif, yaitu timbul secara internal dalam pikiran tetapi dapat diperkirakan dari perilaku, (2) berpikir merupakan sebuah proses yang melibatkan beberapa manipulasi pengetahuan dalam sistem kognitif, dan (3) berpikir diarahkan dan menghasilkan perilaku yang memecahkan masalah atau diarahkan pada solusi.Definisi yang paling umum dari berfikir adalah berkembangnya ide dan konsep (Bochenski, dalam Suriasumantri (ed), 1983:52 dalam http://www.andragogi.com) di dalam diri seseorang. Perkembangan ide dan konsep ini berlangsung melalui proses penjalinan hubungan antara bagian-bagian informasi yang tersimpan di dalam diri seseorang yang berupa pengertian-perngertian. Dari gambaran ini dapat dilihat bahwa berfikir pada dasarnya adalah proses psikologisKemampuan berfikir pada manusia alamiah sifatnya. Manusia yang lahir dalam keadaan normal akan dengan sendirinya memiliki kemampuan ini dengan tingkat yang relatif berbeda. Jika demikian, yang perlu diupayakan dalam proses pembelajaran adalah mengembangkan kemampuan ini, dan bukannya melemahkannya. Para pendidik yang memiliki kecendrungan untuk memberikan penjelasan yang “selengkapnya” tentang satu material pembelajaran akan cendrung melemahkan kemampuan subjek didik untuk berfikir. Sebaliknya, para pendidik yang lebih memusatkan pembelajarannya pada pemberian pengertian-pengertian atau konsep-konsep kunci yang fungsional akan mendorong subjek didiknya mengembangkan kemampuan berfikir mereka. Pembelajaran seperti ini akan menghadirkan tentangan psikologi bagi subjek didik untuk merumuskan kesimpulan-kesimpulannya secara mandiri.Tujuan berpikir adalah memecahkan permasalahan tersebut. Karena itu sering dikemukakan bahwa berpikir itu adalah merupakan aktifitas psikis yang intentional, berpikir tentang sesuatu. Di dalam pemecahan masalah tersebut, orang menghubungkan satu hal dengan hal yang lain hingga dapat mendapatkan pemecahan masalah.

B. Jenis, Tipe, dan Pola Berpikir
Ada berbagai jenis dan tipe berpikir. Morgan dkk. (1986, dalam Khodijah, 2006: 118) membagi dua jenis berpikir, yaitu berpikir autistik dan berpikir langsung. Berpikir autistik (autistic thinking) yaitu proses berpikir yang sangat pribadi menggunakan simbol-simbol dengan makna yang sangat pribadi, contohnya mimpi. Berpikir langsung (directed thinking) yaitu berpikir untuk memecahkan masalah.Menurut Kartono (1996, dalam Khodijah, 2006:118) ada enam pola berpikir, yaitu:1. Berpikir konkrit, yaitu berpikir dalam dimensi ruang, waktu, dan tempat tertentu2. Berpikir abstrak, yaitu berpikir dalam ketidakberhinggaan, sebab bisa dibesarkan atau disempurnakan keluasannya.3. Berpikir klasifikatoris, yaitu berpikir menganai klasifikasi atau pengaturan menurut kelas-kelas tingkat tertentu.4. Berpikir analogis, yatiu berpikir untuk mencari hubungan antarperistiwa atas dasar kemiripannya.5. Berpikir ilmiah, yaitu berpikir dalam hubungan yang luas dengan pengertian yang lebih komplek disertai pembuktian-pembuktian.6. Berpikir pendek, yaitu lawan berpikir ilmiah yang terjadi secara lebih cepat, lebih dangkal dan seringkali tidak logis.Sedangkan menurut De Bono (1989 dalam Khodijah, 2006:119) mengemukakan dua tipe berpikir, sebagai berikut.1. Berpikir vertikal (berpikir konvergen) yaitu tipe berpikir tradisional dan generatif yang bersifat logis dan matematis dengan mengumpulkan dan menggunakan hanya informasi yang relevan.2. Berpikir lateral (berpikir divergen) yaitu tipe berpikir selektif dan kreatif yang menggunakan informasi bukan hanya untuk kepentingan berpikir tetapi juga untuk hasil dan dapat menggunakan informasi yang tidak relevamn atau boleh salah dalam beberapa tahapan untuk mencapai pemecahan yang tepat.

C. Proses Berpikir
Proses atau jalannya berpikir itu pada pokoknya ada tiga langkah, yaitu :
1. Pembentukan Pengertian
Pengertian, atau lebih tepatnya disebut pengertian logis di bentuk melalui tiga tingkatan, sebagai berikut:
a. Menganalisis ciri-ciri dari sejumalah obyek yang sejenis. Obyek tersebut kita perhatikan unsur – unsurnya satu demi satu. Misalnya maupun membentuk pengertian manusia. Kita ambil manusia dari berbagai bangsa lalu kita analisa ciri-ciri misalnya :
Manusia Indonesia, ciri – cirinya :
* Mahluk hidup
* Berbudi
* Berkulit sawo mateng
* Berambut hitam
* Dan sebagainya
Manusia Eropa, ciri – cirinya :
* Mahluk hidup
* Berbudi
* Berkulit Putih
* Berambut pirang atau putih
* Bermata biru terbuka
* Dan sebagainya
Manusia Negro, ciri – cirinya:
* Mahluk hidup
* Berbudi
* Berkulit htam
* Berambut hitam kriting
* Bermata hitam melotot
* Dan sebagainya
Manusia Cina, ciri – cirinya:
* Mahluk Hidup
* Berbudi
* Berkulit kuning
* Berambut hitam lurus
* Bermata hitam sipit
* Dan sebagainya
Dan manusia yang lain – lainnya lagi.
b. Membanding – bandingkan ciri tersebut untuk diketemukan ciri – ciri mana yang sama, mana yang tidak sama, mana yang selalu ada dan mana yang tidak selalu ada mana yang hakiki dan mana yang tidak hakiki.
c. Mengabstraksikan, yaitu menyisihkan, membuang, ciri-ciri yang tidak hakiki, menangkap cirri-ciri yang hakiki. Pada contoh di atas ciri – ciri yang hakiki itu ialah: Makhluk hidup yang berbudi.

2. Pembentukan Pendapat
Membentuk pendapat adalah meletakkan hubungan antara dua buah pengertian atau lebih. Pendapat yang dinyatakan dalam bahasa disebut kalimat, yang terdiri dari pokok kalimat atau subyek dan sebutan atau predikat.
Selanjutnya pendapat dapat dibedakan menjadi 3 macam yaitu :a. Pendapat Afirmatif atau positif, yaitu pendapat yang menyatakan keadaan sesuatu, Misalnya Sitotok itu pandai, Si Ani Rajin dan sebagainya.b. Pendapat Negatif, Yaitu Pendapat yang menidakkan, yang secara tegas menerangkan tentang tidak adanya seuatu sifat pada sesuatu hal : Misalnya Sitotok itu Bodoh Si Ani Malas dan sebagainya.c. Pendapat Modalitas atau kebarangkalian, Yaitu Pendapat yang menerangkan kebarangkalian, kemungkinan – kemungkinan sesuatu sifat pada sesuatu hal ; misalnya hari ini mungkin hujan, Si Ali Mungkin tidak Datang. Dan sebagainya.
3. Penarikan Kesimpulan atau Pembentukan Keputusan
Keputusan adalah hasil perbuatan akal untuk membentuk pendapat baru berdasarkan pendapat-pendapat yang telah ada. Ada 3 macam keputusan, Yaitu
a. Keputusan induktif
yaitu keputusan yang diambil dari pendapat – pendapat khusus menuju ke satu pendapat umum. Misalnya :
Tembaga di panaskan akan memuai
Perak di panaskan akan memuai
Besi di panaskan akan memuai
Kuningan di panaskan akan memuai Jadi (kesimpulan). Bahwa semua logam kalau dipanaskan akan memuai (Umum)
b. Keputusan Deduktif
Keputusan deduktif ditarik dari hal yang umum ke hal yang khusus , Jadi berlawanan dengan keputusan induktif. Misalnya : Semua logam kalau dipanaskan memuai (umum), tembaga adalah logam. Jadi (kesimpulan) : tembaga kalau dipanaskan memuai Contoh lain : Semua manusia terkena nasib mati, Si Karto adalah manusia Jadi pada suatu hari si Karto akan mati.
c. Keputusan Analogis
Keputusan Analogis adalah Keputusan yang diperoleh dengan jalan membandingkan atau menyesuaikan dengan pendapat-pendapat khusus yang telah ada. Misalnya : Totok anak pandai, naik kelas (Khusus). Jadi (kesimpulan) Si Nunung anak yang pandai itu, tentu naik kelas.
A. Simpulan
1. Secara umum dari berfikir adalah berkembangnya ide dan konsep (Bochenski, dalam Suriasumantri (ed), 1983:52 dalam http//www psikologi pendidikan.com)) di dalam diri seseorang. Perkembangan ide dan konsep ini berlangsung melalui proses penjalinan hubungan antara bagian-bagian informasi yang tersimpan di dalam diri seseorang yang berupa pengertian-perngertian yang terjadi karena adanya masalah.
2. Proses berpikir ada tiga langkah yaitu : (a) Pembentukan Pengertian , atau lebih tepatnya disebut pengertian logis, (b) Pembentukan Pendapat adalah meletakkan hubungan antara dua buah pengertian atau lebih. Pendapat yang dinyatakan dalam bahasa disebut kalimat, yang terdiri dari pokok kalimat atau subyek dan sebutan atau predikat, dan (c) Penarikan Kesimpulan adalah hasil perbuatan akal untuk membentuk pendapat baru berdasarkan pendapat-pendapat yang telah ada.
B. Saran
Setelah mengetahui dari berbagai sumber tentang pengertian berpikir dan proses berpikir pada peserta didik, maka sebagai pendidik hendaknya menerapkan langkah- langkah proses berpikir siswa guna untuk mendapatkan hasil belajar yang betul-betul maksimal.

DAFTAR PUSTAKA
Khodijah, Nyayu. 2006. Psikologi Belajar. Palembang: IAIN Raden Fatah Press Suriasumantri (ed), 1983. Psikologi Pendidikan. Diakses dari http://www.andragogi.com. Senin, 4 Agustus 2008 Suryabarata, Sumadi. 2002. Psikologi Pendidikan. Jakarta: PT RajaGrafindo Persada Wagito, Bimo. 1997. Pengantar Psikologi Umum. Yogyakarta: Andi Offset. Whiterington. 1982. Psikologi Pendidikan. Diakses dari http://www.andragogi.com Senin, 4 Agustus 2008

Daftar Pustaka
Walgito,Bimo.2004.Pengantar Psikologi Umum.Yogyakarta:ANDI


Lebih baru Lebih lama