Hari ini Rabu, 5 Maret 2014 adalah hari raya Rabu Abu. Sebagai umat beragama Katolik saya diwajibkan untuk melakukan pantang dan puasa. Masih ada 1 jam lagi waktu berbuka puasa. Rasa khawatir kembali ingin merasuki jiwaku. Khawatir mengenai tabungan yang semakin menipis karena baru saja saya gunakan utnuk membayar kuliah. Saya anggap ini sebuah resiko yang harus saya tanggung ketika saya memutuskan untuk berhenti bekerja beberapa bulan yang lalu dan melanjutkan kuliah S1 Psikologi. Psikologi adalah sebuah ranah ilmu pengetahuan yang tidak pernah dipelajari oleh keluarga besar saya. Saya keturunan Tionghoa, maka sebagian besar keluarga saya profesinya adalah pengusaha. Hal utama yang membuat saya ingin mengambil bidang studi Psikologi adalah saya ingin menjadi seorang dokter yang bisa menyembuhkan orang-orang yang mengalami gangguan jiwa. Niat saya ini tulus dan ikhlas. Sekarang saya sedang berpikir dan berusaha mencari jalan keluar atas masalah keuangan saya. 3 bulan ke depan uang tabungan saya akan berkurang 3 juta rupiah lagi, karena harus membayar uang kuliah semester ini. Saya anggap hal ini sebuah salib kehidupan yang harus saya pikul. Tentu di depan sana ada Bukit Golgota, dimana saya akan disalibkan. Tergantung sendirian, dihina, dicaci maki dan ditinggalkan oleh teman-teman dan keluarga saya. Atau saat ini, tanpa saya sadari, saya sedang ada di atas kayu salib?
Adegan tentang peristiwa penyaliban Tuhan Yesus berputar seperti sebuah film di kepala saya, terutama pada saat menjalankan puasa dan pantang seperti hari ini. Syukur bagi-Mu, Tuhan. Kata orang jika ingin mendapatkan uang maka kita harus bekerja. Saya pernah menjadi seorang pekerja kantor. Hal tersebut saya jalani selama 3,5 tahun. Saya bekerja, saya mendapatkan uang dan uang tersebut saya tabung. Hasilnya dapat saya gunakan untuk membiayai kuliah. Dengan mencoba menulis di blog yang saya buat ini, saya berharap, saya bisa mendapatkan inspirasi bagaimana cara mendapatkan uang tanpa harus kembali bekerja di kantor. Sekarang sudah jam 18.45 wib. Terima kasih Tuhan Yesus atas bimbingan, pendampingan, perlindungan, atas tenaga dan kesehatan yang baik yang Tuhan Yesus berikan kepada saya sepanjang hari ini. Sehingga saya dapat melakukan puasa dan pantang dengan baik dan benar.